30 Mei 2010

Berzikir untuk Kesehatan Saraf


Berawal dari email masuk seorang kawan yang menurut saya lumayan buat ngisi postingan di blog he..he..
dengan niat ingin berbagi pengetahuan kepada orang lain, lalu saya copy and paste aja daripada repot-repot nulis. oke
semoga bermanfaat.

Judul Buku : Berzikir untuk Kesehatan Saraf
Penulis : dr. Arman Yurisaldi Saleh, MS, SpS
Penerbit : Zaman, Jakarta
Cetakan : Februari, 2010
Tebal Buku : 176 halaman
ISBN : 978-979-024-224-1
Selama ini, banyak muslim yang memahami zikir semata-mata sebagai ungkapan syukur atas limpahan anugerah yang diberikan Allah Swt. Padahal, zikir secara tidak langsung juga memiliki manfaat praktis bagi kesehatan, baik fisik maupun psikis. Ditinjau dari sudut pandang agama, zikir memiliki banyak manfaat, antara lain: menimbulkan kecintaan kepada Allah Swt, sebagai media untuk kembali kepada Allah Swt, mendekatkan diri kepada Allah Swt, meningkatkan derajat manusia di sisi Sang Pencipta, dan cahaya zikir akan selalu menyertai seseorang baik ketika hidup di dunia, di alam kubur, maupun kelak ketika ia berjalan melintasi shirat. Para Ilmuwan dan ahli kedokteran pun sejak lama tertarik untuk meneliti hubungan antara doa atau zikir dengan kesehatan fisik manusia. Mulai dari ilmuwan Han Jenny (1960) yang mengungkap pengaruh gelombang suara terhadap bentuk dan material sel hingga Fabien dan Grimal (1974) yang membuktikan, bacaan ayat-ayat Al-Qurâan mampu menghancurkan sel kanker setahap demi setahap. Pemahaman mengenai zikir yang tidak hanya ditinjau dari aspek agama, tetapi juga didukung oleh logika ilmiah kedokteran saraf modern (neuroscience) akan memperkuat dorongan untuk terus-menerus berzikir kepada Allah. Itulah yang coba diselami dan dibongkar dr. Arman Yurisaldi Saleh dalam buku Berzikir untuk Kesehatan Saraf ini. Sebab, pengalaman empiris penulis sebagai klinisi menemukan, beberapa pasien yang mengalami gangguan saraf akan membaik kondisinya setelah membiasakan zikir dengan mengucapkan kalimat tauhid laa ilaaha illallah dan kalimat istigfar astaghfirullah. Berdasarkan pengalaman empiris, pengamatan, dan studi literatur, penulis yang juga dokter spesialis saraf ini menyimpulkan adanya hubungan yang erat antara pelafalan huruf (makharij al-huruf) pada bacaan zikir dan tampilan klinis (kondisi fisik dan psikis) seseorang (hal. 50). Sebab, zikir yang berefek positif terhadap kesehatan tubuh adalah zikir yang dilafalkan dengan baik dan benar sesuai dengan aturan ilmu tajwid. Dari kajian ilmu tajwid, penulis menemukan bahwa kalimat laa ilaaha illallah dan astaghfirullah mengandung rahasia yang luar biasa. Dalam laa ilaaha illallah terdapat huruf jahr yang diulang tujuh kali, yaitu huruf lam, dan dalamastaghfirullah terdapat huruf ghayn, ra, dan dua buah lam sehingga ada empat huruf jahr yang harus dilafalkan keras. Akibatnya, udara yang keluar dari paru-paru melalui mulut lebih banyak dibandingkan dengan kalimat zikir yang lain, seperti subhanallah (dua huruf jahr), allahu akbar (tiga huruf jahr), dan alhamdulillah (dua huruf jahr) (hal. 60). Dengan demikian, berdasarkan ilmu tajwid, menzikirkan kedua kalimat ini akan mengeluarkan karbondioksida lebih banyak saat udara diembuskan keluar mulut, dibandingkan dengan kalimat yang sedikit mengandung huruf jahr. Efeknya, ketika seseorang melakukan zikir secara intens dan khusyuk seraya memahami artinya, pembuluh darah di otak akan membuat aliran karbondioksida yang keluar dari pernapasan menjadi lebih banyak. Kadar karbondioksida dalam otak pun akan turun secara teratur. Tubuh pun akan segera menunjukkan kemampuan refleks kompensasi. Apa yang diungkap penulis seputar rahasia laa ilaaha illallah dan astaghfirullah untuk menghilangkan nyeri serta menumbuhkan ketenangan dan kestabilan saraf tersebut, didasarkan pada referensi khazanah keislaman yang disinergikan dengan kajian neurosains. Penulis mengungkap rahasia dua kalimat thayyibah tersebut dari beragam hadits dan mencari titik temunya dengan ilmu kedokteran saraf kontemporer. Didukung oleh kutipan ayat-ayat Al-Qurâan, hadits, lampiran ilmu tajwid, serta 66 buah ilustrasi, tidak diragukan lagi jika rahasia laa ilaaha illallah dan astaghfirullah yang diungkap oleh penulis dalam buku ini laik dijadikan sebagai buku pegangan untuk dibaca, lalu dipraktekkan.
N.B.: Penulis bisa dijumpai di alamat blog: http://armanyurisaldi.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar